Berbicara Dengan 1 Detik Kehidupan


taktrasa sudah 2 tahun lebih aku mejalani kehidupan dikota ini. padahal rasanya baru kemarin ibuku menangis saat melepasku untuk meneruskan setudi di kota ini, Hidup ini begitu cepat..tau-tau q dah hampir lulus..jangan-jangan besok aku mati lagi?....ah akukan masih muda umurku aja belum genap 17 tahun. jadi kayaknya masih lama.."kayaknya"
tak terasa pula sudah dua tahun lebih aku bergelut dengan isu mengenai diriku, "apa sebenarnya tujuanku" tapi belum juga q temukan jawaban-jawaban dari pertnyaan q itu.."siapa Aku?", "apa sebenarnya Tujuan Hidupku?".
pergelutan q rasakan semakin lama semakin berat. nafsu yang semakin tak terkendali membuatku sulit untuk mengenali diriku. Dunia telah menyesatkanku, membuat mataku buta dengan keindahannya yang menipu, Gelap gulita tapi menyilaukan mata, sunyi sepi tapi membuat telinga tuli, "pantas banyak orang yang tersesat didalamnya."

Meski begitu ada yang selalu aku ingat. "Dia", Zat yang Maha segala-galanya, Raja Diraja, Rajanya makluk sejagat raya. yang telah menciptkan aku dari setetes air "HINA" dan aku yang hina ini akankah menjadi musuh-musuh yang nyata bagi-Nya?"
meskipun dalam termangu, meskipun susah sungguh, sungguh aku tetap mengingat-Nya. karna aku tau kekuasaan-Nya penuh seluruh. dan aku, aku ini kecil bagai kerlip lilin dimkelam sunyi.aku tidak berdaya, aku hilang bentuk, remuk. aku kesepian didalam keramaian, aku tak punya kawan, tak tau arah dan tujuan bagaikan mengembara di negeri asing. maka dengan penuh kesadaran aku berusaha keras agar dapat selalu mengingat-Nya, karna aku tak dapat berpaling dari-Nya.

tubuhku bergetar, hatiku gerimis, tak terasa pipiku telah dibasahi air mata yang tak tertahankan lagi, tangisku bak hujan dimalam yang gelap disertai dengan petir yang menyambar yang menambah mencekamnya malam, aku bersujud sambil merenungi rentangan hidup yang telah aku lalui, taka ada yang aku dengar kecuali detik-detik jam dinding yang terus berputar tak kenal kompromi.
kupanggil satu detik dalam kehidupanku. "wahai 1detik sahabatku bisakah kau menolongku?". dengan nada kasar detik menjawab "ma'af tidak bisa!". "q mohon kembalilah padaku.!" ratab q sekalilagi. "seandainya aku bisa aku akan kembali kepadamu, tapi sungguh aku tidak bisa, karna aku telah tertutup oleh amal-amal perbuatanmu. ketahuilah aku bisa menjadi teman bagimu tetap, aku juga bisa musuh bagimu, dan sekarang aku adalah musuhmu pantaskah seorang musuh bekerja sama dengan musuhnya.?dan sungguh kelak aku akan menjadi saksi dari perbuatan-perbuatanmu.". "wahai 1 detik dalam hidupku aku mohon kembalilah padaku,agar aku bisa mengisi kamu dengan taat kepada-Nya!". detik menjawab " hai orang-orang yang lalai, sungguh tidak akan pernah detik-detik dalam kehidupan itu yang akan kembali dan demi memanggil q berapa detik yang lain yang telah engkau sia-siakan?Sungguh, begitu banyak Nikmat-Nya yang telah diberikan untukmu tapi sedikit sekali kau bersukur. segeralah kau bertaubat dan isilah deti-detik yang tersisa dlm kehidupanmu untuk beribadah kepadaNya.

"Demi masa sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, serta saling mengasihi dlm kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran."

Ust. Febri

1 komentar:

change to be supper mengatakan...

emmmmmmmmmmm

Posting Komentar