Duh, Gajah Sumatera Tinggal 64 Ekor


Senin, 23 November 2009 | 21:45 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Populasi gajah Sumatra yang berada di hutan produksi fungsi khusus pusat latihan gajah (PLG) Seblat Provinsi Bengkulu tinggal 64 ekor.

"Populasi gajah liar yang berada di kawasan hutan produksi Seblat pada 2008 tinggal 64 ekor dan setiap tahun populasinya terus menurun," kata Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Keragaman Hayati Departemen Kehutanan Harry Santoso, Senin (23/11).

Hingga saat ini populasi gajah liar di hutan produksi fungsi khusus PLG terus mengalami penurunan akibat terjadinya konflik kawasan antara gajah liar dan manusia.

Kondisi ini, harus segera diantisipasi secara cepat karena akan berdampak terhadap penurunan populasi dan lahan perkebunan selalu menjadi alasan selama ini.

Populasi gajah liar Sumatra itu di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu dibagi menjadi empat kelompok.

Pada 2001 empat kelompok gajah liar di kawasan TNKS itu, Air Seblat-Air Rami, 50 ekor, dan Seblat merah, Air Tembulun-Air Retak, 19 ekor. Kawasan Air Madu-Air Retak, dan Air Ikan, 53 ekor, dan Air Berau-Air Teramang, 41 ekor.

PLG Seblat yang berada di Desa Seblat, Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara berjarak kurang lebih 100 kilometer dari arah utara Kota Bengkulu merupakan kawasan hutan produksi fungsi khusus untuk habitat gajah liar Sumatra.

Konflik gajah liar dan manusia terus terjadi di daerah itu, karena sebagian kawasan sudah dijadikan areal perkebunan oleh masyarakat sekitar hutan produksi.

Beberapa perusahaan perkebunan yang beroperasi di kawasan tersebut, juga sebagian masuk dalam hutan produksi sehingga terus terjadi konflik.

Areal kawasan PLG Seblat saat sebagian besar pemanfaatannya telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dan tanaman keras lainnya yang digarap para perambah.

0 komentar:

Posting Komentar