51 Ekor Harimau Sumatera Lenyap Setiap Tahun


Jumat, 20 November 2009 | 09:18 WIB

JAMBI, KOMPAS.com — Diperkirakan setiap tahun sedikitnya 51 ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) hilang dari kawasan hutan di Pulau Sumatera akibat perburuan liar yang hingga kini disinyalir masih terjadi.

Kepala Seksi Teknis Konservasi Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB TNKS) Agussetia Sitepu, SHut ketika dikonfirmasi dari Jambi, Jumat (20/11), mengatakan, berdasarkan data BB TNKS, kawasan hutan Pulau Sumatera merupakan habitat harimau sumatera yang keberadaannya terus berkurang langka sekalipun masuk dalam katagori hewan dilindungi.

Hilang atau lenyapnya harimau itu diakibatkan oleh perburuan, baik dengan cara ditangkap dengan hidup-hidup maupun dibunuh secara langsung oleh oknum tertentu yang memanfaatkan untuk keuntungan pribadi.

Masih terjadinya perburuan liar itu terbukti dengan ditangkapnya dua pelaku yang diduga sebagai pemburu harimau oleh tim gabungan dari Polres Kerinci dan BB TNKS. Keduanya diketahui sebagai warga Kecamatan Pancung Soal, Pesisir Selatan, yang tertangkap tangan membawa kulit harimau beserta tulang belulangnya.

Data Balai Besar TNKS menyebutkan, dari tahun 1998 hingga 2002 tercatat ada sekitar 253 ekor harimau sumatera yang diburu secara ilegal atau rata-rata ada 51 ekor harimau yang diburu, baik ditangkap hidup-hidup maupun dibunuh.

Menurut dia, bukan rahasia umum lagi bahwa Indonesia saat ini dikenal sebagai "sumber" tulang harimau terbesar di dunia, dan merupakan pemasok utama untuk pasar bagian tubuh dan produk harimau di negara-negara Asia Timur.

Namun, tingginya ancaman terhadap populasi harimau sumatera itu terus diupayakan seiring dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan, termasuk BB TNKS, di antaranya melalui konservasi.

Saat ini, diperkirakan populasi harimau Sumatera yang masih tersisa dan hidup di hutan berkisar 300 hingga 500 ekor, dan terus mengalami ancaman oleh aktivitas perburuan ilegal.

Agussetia berharap kepada Pemprov Jambi dan Pemkab Kerinci, termasuk pemerintah daerah lain yang memiliki hutan sebagai habitat harimau, terus berkonsentrasi dalam melestarikan harimau Sumatera ini, apalagi hewan buas berkulit loreng ini juga menjadi salah satu ikon Jambi.

0 komentar:

Posting Komentar